Saat pertama kali mengetahui bahwa saya hamil anak ketiga, tentu saja saya dan suami sangat bersyukur. Apalagi sebelumnya pada kehamilan anak kedua, di September 2018 bayi saya meninggal di dalam kandungan usia kehamilan 35 minggu. Tapi di balik rasa syukur terselip rasa cemas menjalani masa kehamilan ini di saat pandemi coronavirus.
Begitu mengetahui hasil test pack menyatakan bahwa saya hamil, saya diantar suami dan anak pertama memeriksakan kehamilan di dokter spesialis kandungan yang praktek di sebuah rumah sakit swasta di dekat rumah. Saat itu seingat saya belum ada pemberlakuan wajib pakai masker dan aturan jaga jarak. Tapi untuk jaga-jaga, kami bertiga menggunakan masker saat ke rumah sakit. Antrian di ruang tunggu sangat membludak, tempat duduk penuh tanpa ada aturan jaga jarak. Hasil pemeriksaan melalui USG saat itu menyatakan janin saya sudah masuk usia 5 minggu.
Masuk bulan April, situasi wabah coronavirus bukannya mereda tapi semakin menunjukkan peningkatan pasien positif. Saat saya menghubungi pihak rumah sakit ingin mendaftar ke dokter spesialis kandungan yang bulan Maret lalu saya kunjungi ternyata karena kasus coronavirus yang semakin meningkat, jadwal dokter tersebut berubah hanya dua kali seminggu yang mana sudah penuh sampai akhir April. Selain karena jadwal dokter kandungan tersebut yang sudah penuh sampai akhir April dan juga ada kekhawatiran jika mengunjungi rumah sakit di situasi seperti sekarang, akhirnya diputuskan untuk memeriksakan kehamilan saya di sebuah klinik praktek dokter kandungan dekat Pasar Pasimal Cikarang.
Sekitar minggu keempat April, malam-malam saya sempat merasakan perut bagian bawah saya agak kram. Mau ke IGD rumah sakit kok ya khawatir sedang situasi seperti sekarang. Lalu saya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan melalui aplikasi Halodoc di ponsel saya. Saya memilih dokter Stella yang bertugas di salah satu rumah sakit di Bali. Cukup membayar 25000 rupiah melalui aplikasi Gopay, kemudian saya bisa berkosultasi dengan dokter Stella melalui sistem chat. Saran-saran dari dokter Stella cukup menenangkan saya yang memang orangnya panikan.
Menjalani masa kehamilan saat pandemi coronavirus seperti sekarang memang tidak mudah. Apalagi ibu hamil kan cenderung imunitasnya rendah. Saya pun punya riwayat hipertensi. Sebelum hamil saya mengkonsumsi obat penurun tensi Amlodipine. Saat konsul pertama ke dokter spesialis kandungan yang di rumah sakit, saya dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam kemudian obat penurun tensi saya diganti menjadi Dopamet yang aman untuk janin. Saya juga masih bekerja di pabrik, masih ke pasar/ warung untuk belanja keperluan sehari-hari, berinteraksi dengan orang banyak walaupun dengan menggunakan masker dan sebisa mungkin jaga jarak dengan orang lain. Saya sangat khawatir terpapar oleh coronavirus ini karena kondisi saya yang sedang hamil dan situasi yang menyebabkan saya tidak bisa 100% diam di rumah saja.
Beberapa ikhtiar yang saya dan keluarga lakukan untuk mencegah terpapar coronavirus antara lain:
1. Setiap pulang kerja, begitu masuk rumah dan menyimpan tas, langsung membuka pakaian yang dari kantor dan mandi
2. Sedia hand sanitizer di mobil, di tas, dan di meja kerja. Alkohol di botol semprot juga saya siapkan di rumah untuk menyemprot paket dan plastik belanjaan dari luar.
3. Minum madu dan banyak mengkonsumsi air putih
4. Setiap habis dari luar, selalu mencuci kaki dan tangan dengan air dan sabun.
5. Di teras rumah juga saya sediakan sabun cuci tangan
Untuk meredam rasa khawatir saya sudah jarang membaca berita tentang coronavirus di sosial media atau portal berita online. Jikapun muncul di linimasa sosial media saya, seringnya saya lewati saja. Dokter spesialis kandungan saya yang di klinik, mengatakan kepada saya kalau saya harus banyak mengaji dan zikir untuk membantu meredakan kecemasan dan juga menstabilkan tekanan darah. Selain itu tentu saja harus menjaga asupan makanan dan minuman dan rutin mengkonsumsi obat serta suplemen yang diberikan oleh dokter.
Saya berharap pandemi coronavirus ini segera berlalu. Mudah-mudahan saat nanti bulan November ketika waktunya saya melahirkan, situasi sudah membaik dan berjalan normal kembali.
Ada yang punya pengalaman menjalani masa kehamilan saat pandemi coronavirus seperti sekarang? Mungkin bisa saling berbagi 🙂 Bisa dishare di kolom komentar ya. Terima kasih.
Salam,