Wisata Alam di Jendela Alam, Lembang, Bandung

Jendela Alam LembangWisata alam di Jendela Alam. Sengaja banget judulnya dibuat rhymes 😀 Liburan akhir pekan yang lalu saat libur panjang Hari Raya Imlek, saya, suami dan Ziva jalan-jalan ke Jendela Alam dalam rangka gathering 6 bulanan gank sahabat saya waktu kuliah.

Berhubung semua sudah pada jadi emak-emak beranak, jadi pada saat mencari alternatif tempat untuk gathering syaratnya yang ada fasilitas permainan untuk anak, supaya pada saat emak-emaknya ngerumpi, anak-anak bisa main 🙂 Pilihan jatuh ke Jendela Alam karena Nida, sahabat yang profesinya guru TK sudah pernah mengunjungi Jendela Alam, menurut dia fasilitasnya cukup child friendly.


Jam 9 pagi, rombongan kami sudah tiba di Jendela Alam. Beberapa hari sebelumnya Nida sudah booking saung dan juga makanan untuk makan siang. Kalau nggak booking dulu sepertinya sih nggak akan kebagian saung kecuali datangnya pagi banget kali ya. Pada saat kami ke sana, jumlah pengunjung Jendela Alam lumayan banyak dan saya lihat banyak juga yang nggak kebagian saung. Jadi ya duduknya pada ngemper di berbagai area. Oiya, untuk tarif sewa saungnya sebesar 150 ribu rupiah.

Harga tiket masuk dan tiket berbagai wahana di Jendela Alam bisa dilihat di bawah ini.

Wahana Jendela Alam
Sumber

Paket tiket permainan yang sudah dibeli untuk Ziva dan anak-anak teman saya yang lain adalah animal feeding, berkuda, menangkap ikan, becak mini dan menghias tanah liat. Tapi kalau Ziva hanya ikutan animal feeding, menghias tanah liat dan menangkap ikan. Sebenarnya sudah beli tiket berkuda, eh pas sudah gilirannya, begitu mau didudukin di kuda dia malah nangis.

Setelah beres menangkap ikan, Ziva minta naik kereta mini yang mana tiketnya belum termasuk di paket. Harga tiket kereta mini sebesar 25 ribu rupiah. Oiya, tadinya dalam pikiran saya permainan menangkap ikannya bakal seperti foto yang ada di web Jendela Alam.

TANGKAP-IKAN
Sumber

Nampak seru ya. Tapi kenyataannya adalah menjaring ikan menggunakan saringan kecil seperti saringan teh di kolam buatan dari kayu. Ikannya kecil-kecil, ukurannya lebih kecil dari ikan cupang lah. Walaupun begitu Ziva sih senang-senang aja, disuruh udahan malah marah-marah. Sayangnya, waktu itu saya nggak sempat ambil foto Ziva lagi nyiduk ikannya 😀 Setelah puas main, masing-masing anak boleh membawa 3 ekor ikannya. Saya sih nggak ikut bawa pulang ikannya, selain takut ikannya mati di jalan, bingung mau disimpen dimana di rumah, aquarium aja nggak ada 😀

Jendela Alam 3

Jendela Alam 7Jendela Alam 9Jendela Alam 10Jendela Alam 4Jendela Alam 6Jendela Alam 11Ziva senang banget akhirnya bisa melihat kuda, sapi, rusa, kelinci, kambing dari dekat dan dalam wujud aslinya 😀 Biasanya kan cuma lihat di TV atau buku cerita.

Selain permainan yang berbayar, tersedia juga permainan yang gratis seperti ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan mainan lain seperti yang umum dijumpai di taman kanak-kanak.Jendela Alam 2 Jendela Alam 1

Wahana lain yang bisa kita lihat antara lain peternakan ayam kampung Arab (bisa membeli telur ayam kampungnya dengan cara mengambil langsung dari kandangnya), budidaya jamur tiram, kebun sayur hidroponik, dll.

Ada beberapa catatan menurut saya yang perlu ditingkatkan supaya fasilitas di Jendela Alam lebih baik lagi. Untuk fasilitas permainan ada beberapa yang harus menjadi perhatian dari sisi keamanan. Ayunan besi seperti foto saya di atas, di sebelahnya kan ada ayunan biru tuh, nah di sebelahnya ada tiang penyangga yang berwarna kuning. Awalnya saya nggak begitu memperhatikan, tapi pas saya lihat ada seorang anak yang main ayunan tersebut dan mengayunkannya dengan kencang, eh salah satu tiang yang seharusnya tertancap di tanah lepas dari tancapannya alias ikut terangkat sedikit. Di permainan jungkat-jungkit ada dua per di bagian bawahnya, nah salah satu bagian pernya ada yang sudah patah.

Kolam berenang juga waktu itu nggak bisa digunakan karena sedang dalam kegiatan perawatan. Selintas saya lihat sih kemarin nggak ada kegiatan perawatan apa-apa di kolam renang. Malah kondisi airnya kotor, banyak daun-daun gugur yang belum dibersihkan. Boro-boro bisa digunakan seperti di foto yang saya dapat juga dari web Jendela Alam.

berenang
Sumber

Untuk fasilitas umum seperti mushola dan WC juga sepertinya perlu diperhatikan lagi. Waktu itu saung yang kami sewa letaknya persis berseberangan dengan mushola dan WC. Ukuran musholanya menurut saya sangat nggak memadai alias kecil. Jadi pas jam sholat penuh banget. Akhirnya saya dan teman-teman pada sholat di saung aja.

Walaupun ada beberapa fasilitas di Jendela Alam yang kurang memadai, hal tersebut nggak mengurangi keceriaan dan kegembiraan keluarga kami. Sampai ketemu lagi di acara gathering 6 bulan yang akan datang

Salam,

signature citandy

Wisata Alam di Jendela Alam, Lembang, Bandung

Leave a Reply

Scroll to top
%d bloggers like this: