D-4
Hari terakhir di Lombok. Malas rasanya harus meninggalkan salah satu destinasi wisata terbaik yang ada di Indonesia ini. Jam 8 pagi kami sudah bersiap meninggalkan Mascot Beach Hotel. Pak Zuhri ternyata sudah menunggu di tempat parkir. Setelah menyelesaikan urusan pembayaran dan berfoto sebentar di papan nama Mascot Beach Hotel *teuteup narsis* kami pun meluncur ke tujuan pertama yaitu Desa Sade.
Dalam perjalanan tiba-tiba saja hujan mengguyur padahal matahari sedang bersinar terik. Ketika kami sampai di Desa Sade hujan masih setia membasahi desa tradisional suku Sasak tersebut. Terpaksa kami menunggu di mobil sambil menunggu hujan reda. Ketika curahan air hujan berkurang, ada seorang lelaki muda yang ternyata seorang guide menyambangi mobil kami sambil membawa payung. Lelaki tersebut menawari kami untuk turun dari mobil dan mengelilingi Desa Sade. Maka kami pun segera mengekor lelaki tersebut. Sebelum berkeliling kami harus mengisi buku tamu dan memberikan donasi sukarela ke sebuah kotak kayu yang terletak tidak jauh dari buku tamu.
Berkeliling di Desa Sade tidak membutuhkan waktu lama, tidak lebih dari satu jam. Selama berkeliling mas guide-nya bercerita tentang asal usul masyarakat di Desa Sade, aktifitas keseharian yang dilakukan, bagaimana mereka hidup bersosialiasasi dengan masyarakat di luar Desa Sade, dll. Kami juga sempat ditunjukkan beberapa rumah yang dibuat dari tanah liat kemudian dipel menggunakan pupnya kerbau >.< Kotoran kerbau yang berwarna kehijauan nampak menyelimuti keseluruhan lantai rumah yang kami kunjungi. Kami juga membeli beberapa kain khas yang dijajakan di beberapa rumah yang membuka toko souvenir. Waktu milih-milih kain tenun saya teringat pesan nenek saya untuk mengecek bolak-balik kain yang sedang dipilih. Apa sebab? Jadi waktu nenek saya jalan-jalan ke Desa Sade beberapa bulan yang lalu beliau membeli beberapa helai kain tanpa mengecek dengan teliti. Sampai di rumah di Bandung, ternyata kain yang dibeli di Lombok bertuliskan Made in Pekalongan X_X OMG!!!
Sebelum kembali ke mobil, nggak lupa berfoto di plang selamat datangnya 😀
Perjalanan pun berlanjut menuju Pantai Tanjung Aan. Tiba di pantai yang terkenal dengan bentuk pasirnya yang berbulir seperti merica ini cuaca masih mendung dan gerimis. Jadi agak kurang asyik ya ke pantai dalam suasana mendung dan hujan. Tapi nggak menyurutkan semangat untuk foto-foto ^__^
Sebelum meninggalkan pantai ini, nggak lupa saya membawa satu botol pasir mericanya Tanjung Aan hasil kerukan Pak Zuhri untuk koleksi di rumah hehehe….
Dari Pantai Tanjung Aan kami lanjut ke Pantai Mawun tapi mampir sebentar di sekitaran Pantai Kuta untuk pipis dan sholat 😀 Jadi nggak ada sesi foto-foto di Pantai Kuta.
Suasana Pantai Mawun siang itu lebih sepi dari Pantai Tanjung Aan. Mungkin karena belum banyak orang tahu atau karena letaknya yang memang agak tersembunyi. Saya pribadi sih lebih suka pantai yang sepi dan belum banyak dikenal orang tapi pantainya bagus karena relatif masih bebas dari sampah yang berserakan dan orang yang berjualan.
Sudah lewat jam makan siang!! Pantesan perut udah bunyi-bunyi dari tadi 😀 Kami bergegas meninggalkan Pantai Mawun untuk mencari tempat makan siang menjelang sore setelah itu menuju bandara. Pilihan tempat makan jatuh pada Rumah Makan Cahaya yang letaknya nggak jauh dari bandara. Rumah makan ini menyajikan makanan khas yaitu Nasi Balap Puyung. Begini nih tampilannya.
Beres makan kami langsung menuju bandara. Ya Allah….bandara Lombok rame banget yak sore itu…Selain rame oleh calon penumpang, bandara juga rame oleh penduduk sekitar yang duduk-duduk di selasar untuk sekedar melihat orang lalu lalang. Saya sih miris melihat kondisi bandara Lombok yang baru itu. Di mana-mana berserakan kulit kacang, plastik bekas kemasan makanan, botol bekas minuman. Para pedagang membuka lapak dagangannya di sembarang tempat >.<
Foto-foto dulu ah sebelum check-in 😀
Sampai jumpa lagi, Lombok….Semoga suatu hari bisa ke sana lagi menyusuri pantai-pantai cantik lainnya yang belum sempat didatangi.
Tiba di Bandara Ngurah Rai, langsung cari taksi untuk mengantar saya dan Kk ke Tunes Hotel, tempat kami menginap selama di Bali (hanya satu malam doang sih nginep di sini hehehe…). Nggak pake lama di Tunes, cuma nyimpen tas pakaian langsung pergi lagi ke Beachwalk. Saya janjian dengan sepupu-sepupu saya yang memang tinggal di Bali untuk ketemuan sambil makan.
Kami ngobrol-ngobrol di Beachwalk sampe mall-nya mau tutup. Pas mau pulang malah ada beberapa lift yang sudah dimatikan 😀 Balik ke Tunes naik taksi lagi. Sampai di kamar sukses tepar kecapean T_T
to be continued…
Salam,