Saya pada dasarnya senang traveling, menjelajah tempat baru. Dulu waktu belum menikah hampir tiap bulan deh saya kerjaannya ke luar kota hahaha….Kegemaran ini saya tularkan ke suami dan Ziva. Tapi ya kalau sekarang memang frekuensi jalan-jalan jauh berkurang daripada dulu.
Baca: Travelogue 2008
Baca: Travelogue 2009
Baca: Travelogue 2010
Baca: Travelogue 2011
Baca: Travelogue 2012
Sampai usianya menjelang 2,5 tahun Oktober ini, Ziva sudah beberapa kali melakukan perjalanan dengan naik pesawat terbang. Perjalanan pertama Ziva naik pesawat terbang ketika mudik ke Palembang dalam rangka merayakan Idul Adha tahun 2014 saat usia Ziva menjelang 6 bulan. Walaupun saya sudah biasa bepergian, tapi kalau bawa bayi waktu itu ya baru pertama kali. Mau pesan tiketnya saja sudah pusing mau naik maskapai apa 😀 Belum lagi mikirin bawa barangnya apa saja, nanti di pesawat Ziva rewel atau nggak. Pada saat itu memang Ziva masih full ASI alias belum makan MPASI. Jadi kalau urusan makanan sih relatif nggak ada masalah karena tinggal sodorin nenen aja Ziva anteng 🙂
Pada perjalanan perdananya naik pesawat, Ziva saya pakaikan ear muff, untuk mengurangi efek perbedaan tekanan udara. Nah, Ziva pakai ear muff sejak masih di ruang tunggu, alhasil pas take off, Ziva malah nangis, mungkin bosan. Saya lupa mainan teether saya simpan di tas yang ada di bagasi kabin, nggak mungkin diambil karena posisi pesawat dalam keadaan take off. Akhirnya terpaksa saya berikan kantong muntah yang biasa suka ada di selipan kursi di depan kita. Langsung anaknya diem. Kenapa nggak disusuin aja anaknya saat take off? Waktu itu posisi duduk saya di tengah, di sebelah kiri ada penumpang laki-laki, suami di sebelah kanan saya. Kondisi duduk yang berdekatan membuat saya agak risih untuk menyusui, saat itu saya juga lupa bawa apron menyusui.
Beberapa tips naik pesawat terbang bersama anak:
- Pastikan anda sekeluarga sudah punya tiketnya 😀 Lha iya toh, kalau nggak punya tiketnya gimana bisa terbang *LOL* Untuk anak umur 0-di bawah 24 bulan masih dihitung infant/ bayi alias duduknya masih dipangku tapi tetap dikenai charge biaya. Kebijakan persentase charge ini berbeda untuk tiap maskapai. Pengalaman naik Garuda untuk bayi dikenakan charge 17% dari biaya full. Kalau anak sudah umur 2 tahun sudah kena biaya full dan sudah mendapat kursi sendiri.
- Pastikan anak dalam kondisi sehat. Kalau menjelang keberangkatan anak sedang sakit misal flu/ batuk pilek, kalau masih ada waktu, lebih baik konsultasi dulu ke dokter spesialis anak anda. Ziva pernah sih terbang ke Palembang dalam kondisi batuk. Alhamdulillah saat terbang nggak rewel.
- Bawa obat-obatan yang biasa dipakai anak misalnya obat penurun demam, obat batuk, balsem bayi, minyak telon/ minyak kayu putih. Kalau saya selain membawa obat-obatan, saya juga membawa persediaan essential oil favorit seperti Thieves (anti virus/ anti bakteri), Peppermint (penurun demam), Myrthle (meredakan batuk pilek).
- Anak dipakaikan pakaian yang nyaman. Siapkan juga jaket di tas yang kita bawa ke kabin untuk jaga-jaga kalau anak kedinginan.
- Bawa cemilan/ makanan/ minuman. Dulu waktu Ziva hanya minum ASI (di bawah 6 bulan) ya nggak bekal apa-apa, wong tinggal nenen 😀 Sekarang sih biasanya saya stand by botol air minum isi air putih, susu cair kotak/ botok kecil, buah (favorit Ziva jeruk, apel, pir, semangka), dan biskuit di tas yang kita bawa ke kabin.
- Bawa mainan/ buku cerita kesukaan. Saya pernah bawa mainan puzzle kayu ukuran kertas A4, buku mewarnai, pensil mewarnai, dan boneka saat mudik. Benda-benda ini berguna banget ketika masih di ruang tunggu, apalagi kalau tiba-tiba pesawat delay dan saat di dalam pesawat.
- Tas yang bisa dibawa ke kabin. Kalau saya biasanya bawa ransel yang saya isi benda-benda seperti baju ganti anak, tissue kering, tissue basah, diapers, kantong plastik (kresek) kecil, sabun cair ukuran kecil, minyak telon, makanan/ minuman, mainan/buku anak, jaket, sisir, dan kaos kaki.
- Barang bawaan jangan terlalu banyak. Nah ini yang sampai sekarang masih jadi PR saya kalau bepergian. Walaupun dulu sudah sering traveling, tapi sampai sekarang masih kesulitan untuk melakukan light packing alias bawa barang yang ringkes wkwkwkwkwk…….Hal ini yang sering dicomplaint oleh suami 😀 Kalau saya sih tas yang biasa dibawa antara lain, 1 tas kecil khusus pakaian Ziva, 1 koper isi pakaian saya dan suami, dan 1 traveling bag isi perintilan kayak sepatu, dan mainan Ziva yang besar-besar. Paling nambah 1 kardus isi oleh-oleh 😀
Salam,