Setelah di postingan bagian pertama saya sudah cerita tentang mengajukan permohonan via online untuk pembuatan paspor anak, postingan bagian kedua ini berlanjut cerita saat saya, suami dan Ziva datang ke Kantor Imigrasi Karawang untuk foto, wawancara sampai paspornya jadi.
(Baca: Cara Membuat Paspor Anak Secara Online)
Hari Senin pagi sekitar jam setengah 9 kami bertiga berangkat dari rumah di Cikarang ke Kantor Imigrasi Karawang. Nggak sampai setengah jam sudah tiba di Kantor Imigrasi Karawang yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani, nggak jauh dari alun-alun Kabupaten Karawang. Suami dan Ziva masuk duluan ke dalam gedung untuk mengambil nomor antrian, saya mampir ke koperasi berniat membeli blanko surat izin orang tua. Tapi ternyata blanko tersebut nggak dijual di koperasi, melainkan bisa diperoleh gratis di bapak security π Blanko tersebut masing-masing diisi dengan biodata ayah dan ibu dan ditandatangani di atas materai 6000.
Saat suami sedang antri untuk mengambil nomor urut antrian, Ziva saya ambil kemudian saya ajak ke fasilitas Ruang Bermain Anak yang tersedia di Kantor Imigrasi Anak. Eh anaknya malah betah, saya ajak masuk tempat duduk untuk menunggu antrian foto malah ngambek π
Pas masuk ke area tempat menunggu panggilan foto dan wawancara, sempat ciut karena melihat orang yang sedang duduk banyak banget. Kami bertiga langsung duduk di kursi yang masih kosong. Nggak lama nomor urut kami dipanggil oleh petugas front liner. Petugas front liner ini bertugas mengecek kelengkapan dokumen fisik yang kita bawa baik asli maupun fotocopy. Saat saya bilang mau membuat paspor untuk anak, si mbaknya memberikan saya selembar blanko surat pernyataan yang harus diisi dan ternyata harus ditandatangani di atas materai juga. Jadi saya minta tolong suami untuk beli materai 6000 satu lagi karena tadi saya hanya beli dua. Buru-buru saya isi blanko surat izin orang tua dan surat pernyataan. Pas nggak lama setelah selesai mengisi, nomor urut kami dipanggil ke counter 2.
Di dalam counter tadinya Ziva saya pangku. Kemudian bapak petugasnya tanya, anaknya sudah bisa duduk atau belum. Kalau sudah duduk sendiri saja. Akhirnya Ziva saya dudukin di kursi. Sempat saya sisir rambutnya supaya rapi π Tadinya mau saya kuncit tapi nggak sempat. Butuh sampai 5 kali ulangan sampai akhirnya bapak petugas bilang, ya OK sudah. Sebelumnya hasil foto Ziva sepertinya kurang OK, bapak petugasnya sempat bilang merem nih matanya. Mungkin karena ini pembuatan paspor balita jadi kami dapat nomor antrian priority sehingga nggak pakai nunggu lama kayak orang-orang. Atau mungkin juga karena kami melakukan pengajuan lewat online.
Dibandingkan pada saat Desember 2013 saya dan suami datang ke Kantor Imigrasi Karawang untuk perpanjangan paspor, sekarang terlihat sekali perbedaannya. Kalau dulu mau foto dan wawancara harus masuk ke dalam sebuah bilik tertutup. Sekarang lebih terbuka walaupun masih dibatasi oleh partisi. Di sudut kanan depan tersedia semacam drink corner, untuk pengunjung yang sedang antri bisa bikin teh atau kopi gratis.
Salutnya lagi, Kantor Imigrasi Karawang ini ramah anak banget. Selain tersedia ruang bermain anak, di sudut belakang tersedia rak berisi berbagai buku dan majalah untuk anak-anak. Saya apresiasi banget lah untuk perubahan positif ini π
Hari Kamisnya, suami berangkat lagi ke Kantor Imigrasi Karawang untuk mengambil paspor Ziva. Tadaaaa…..ini dia penampakan paspor Ziva yang sudah jadi π
Bocah kecil siap menjelajah dunia π π
Salam,
mbak berkasnya gak perlu diupload ya
nggak perlu mas
Mbak, besok saya mau ambil passport anak saya, ada data apa yang perlu dibawa ga ya? atau cukup bukti bayarnya saja? Takutnya dimintain surat kuasa dari suami atau apa gitu? Karena yang mengambil hanya saya saja.
Terima kasih sblmnya.
Ita.
Kalau ngambil paspor yang sudah jadi bisa salah satu. Waktu itu yang ngambil paspor anak ke kanim hanya suami saya. Nanti tinggal bawa kuitansi pembayaran saja.
Mba, waktu foto dan wawancara, mesti suami istri ya yang hadir? bisa hanya istri saja ga ya? nanti data asli dibawa..
Bisa pak yang penting dokumen ayah dan ibu si anak lengkap asli dan copy.
ok, thanks info nya mba..
Sama2
Mbk, kalau ortu nya belum punya paspor bgmn ?
Karena saya (tante) yang mau ajak jln2…
pls reply n tq before..
harusnya sih nggak masalah. kalau mengajukannya via online coba tetap diisi data orang tua (bagian paspor dikosongkan). atau kalau mau daftarnya offline (datang langsung ke kantor imigrasi) bawa surat pernyataan bahwa orang tua belum punya paspor
Sy sdh daftarin via online mbk n tinggal byr saja tp jujur agak woried aja waktu baca utk anak d bwh 17 thn melampirkan paspor ortu. InshaAllah bsk sy mo byr (saran mbk gpp kah sy lakukan pmbyrn…?)
Btw utk surat pernyataan sy buat sendiri / dari kanim ..? & apa perlu saya buat surat kuasa jg kah ..?
Tks ya mbk cita
Emang anaknya umur berapa tahun mbak? Kalau mbak masih khawatir mendingan langsung konsultasi dulu dengan pihak kanim, kalau sudah OK baru bayar. Untuk surat pernyataan dan surat kuasa bikin sendiri
Usia anak 16 thn pada tahun ini mbak. Btw untuk lampiran ijazah yang diperlukan SD & SMP / SMP saja ..? Tks before ya mbak.
Biasanya ijazah terakhir
Utk surat pernyataan blm pny paspor bikin sendiri / beli di koperasi kanim kah mbak?
Dan surat apalagi yg perlu dilampirkan selain surat blm pny paspor..?
Btw tks b4 ya mbk..
Sudah aku jawab di email ya mbak hehehehe