Hari ke-7 (Gili Laba-Labuan Bajo) – Sekitar jam 5.30 pagi, Pak Marjuki memacu kapal ke sebuah pulau berbukit tak berpenghuni yang terletak di Laut Flores, berada di antara Pulau Komodo dan Pulau Sumbawa yaitu Gili Laba. Perjalanan dari Loh Liang menuju Gili Laba memakan waktu sekitar dua jam. Kapal berlabuh beberapa meter dari pantai, kemudian menggunakan jukung kami diantar hingga ke pantai oleh ABK yang sekaligus akan menjadi pemandu kami melakukan trekking di Gili Laba.
Trekking di Gili Laba hingga ke puncak bukitnya terkenal sulit. Butuh waktu sekitar dua jam untuk kami mendaki hingga mencapai puncak. Medan yang curam dengan kemiringan nyaris 90 derajat sangat membuat tenaga terkuras, keringat mengucur deras dan nafas tersengal-sengal. Selama mendaki, kaki mengandalkan batu sebagai tumpuan pijakan sementara tangan berpegangan pada rerumputan yang mendominasi wilayah itu, belum lagi saya harus menjaga kamera yang saya bawa. Menjelang puncak bahkan kami harus merayap seperti Spiderman untuk mencapainya. Diperlukan ekstra kehati-hatian saat pendakian, karena bila tidak, kita berpotensi jatuh meluncur bebas ke bawah.
Alhamdulillah dan Subhanallah, dua kata yang terlontar saat akhirnya saya tiba di puncak Gili Laba. Rasa lelah dan penat terbayar oleh hamparan pemandangan spektakuler nan indah. Pemandangan teluk melengkung dihiasi air laut biru tua bergradasi biru toska di tepiannya. Panorama dari Bukit Gili Laba ini salah satu yang tercantik yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Beruntung saat jalan turun kami menemukan jalur yang lebih mudah dibandingkan saat berangkat.
Sebelum kembali ke Labuan Bajo, kami melewati Pulau Kanawa dan Pulau Bidadari. Pak Marjuki menawarkan untuk snorkeling di sekitar Pulau Bidadari. Tetapi karena kami sudah capek banget, hanya ada satu orang teman yang snorkeling. Setelah itu kami pun mendarat dengan selamat di Labuan Bajo. Di Labuan Bajo kami menginap di sebuah hotel yang posisinya berada di atas dengan anak tangga berjumlah puluhan yang membuat kaki gempor ketika menaikinya, tetapi ketika sudah sampai di kamar, akan terlihat pemandangan ke arah laut dimana banyak terlihat kapal hilir mudik di laut. Posisinya juga pas untuk hunting foto matahari terbenam. Malamnya sempat mampir ke toko souvenir di dekat hotel dan makan ikan bakar dekat dermaga Labuan Bajo.
Keesokan harinya, pagi-pagi kami sudah berada di bandara Komodo, Labuan Bajo, untuk kembali ke Jakarta, namun sebelumnya kami harus transit dulu di Bali selama 9 jam.
Well, perjalanan panjang kali ini memang membutuhkan dana dan energi yang bisa dibilang tidak sedikit, tapi it worth of penny kok, karena alam Nusa Tenggara Timur itu memang lebih dari sekedar cantik. Suatu hari nanti saya ingin sekali kembali ke Nusa Tenggara Timur, minimal ke Labuan Bajo, Pulau Komodo dan sekitarnya tentu saja bersama suami dan Ziva dong. Mudah-mudahan masih diberi umur panjang dan ada rejekinya. AAMIIN 🙂
Menuju Taman Nasional Komodo
Labuan Bajo merupakan akses terdekat menuju Taman Nasional Komodo. Dari Jakarta tidak ada penerbangan langsung ke Labuan Bajo. Kita harus mengambil penerbangan ke Denpasar terlebih dahulu, baru kemudian melanjutkan penerbangan ke Labuan Bajo.
Cukup banyak maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta-Denpasar seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, Sriwijaya Air, dan lain-lain. Sementara itu tidak banyak maskapai penerbangan yang melayani rute Denpasar-Labuan Bajo. Beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute Denpasar-Labuan Bajo antara lain Wings Air, Sky Aviation, dan Trans Nusa. Umumnya untuk tujuan kota-kota kecil di wilayah Indonesia Timur, termasuk Labuan Bajo, maskapai penerbangan menggunakan pesawat kecil berbaling-baling.
Dari Labuan Bajo menuju Taman Nasional Komodo kita bisa menyewa kapal. Pilihan sailing trip yang bisa diambil antara lain dua hari satu malam, tiga hari dua malam bahkan lebih dari itu tergantung rute yang akan diambil, ketersediaan waktu dan tentu saja dana.
Sebaiknya untuk sailing trip dilakukan secara rombongan minimal lima orang untuk menghemat biaya sewa kapal. Biaya sewa kapal untuk tiga hari dua malam untuk lima orang menghabiskan sekitar lima juta rupiah. Biaya tersebut sudah termasuk sarapan, makan siang dan makan malam selama sailing trip. Bila rombongan mencapai 20 orang, bisa menyewa kapal yang cukup besar dengan biaya sekitar enam juta rupiah per hari.
Fakta-fakta mengenai komodo
- Populasi komodo saat ini ada sekitar 2500 ekor. Populasi komodo jantan lebih banyak daripada komodo betina.
- Musim kawin komodo berlangsung pada bulan Mei sampai Agustus.
- Komodo betina memiliki moncong yang lebih runcing dan badan yang lebih kecil dibandingkan komodo jantan.
- Komodo jantan memiliki 2 alat kelamin.
- Masa pengeraman telur komodo berlangsung 7 sampai 8 bulan (telur komodo biasanya menetas di bulan April).
- Kecepatan lari komodo bisa mencapai 18-20 km/ jam.
Salam,