Menyusun Menu Mingguan, Yes or No?

Kelihatannya gampang ya menyusun menu mingguan? 😀 Tinggal tulis-tulis mau makan apa terus belanja ke pasar atau tukang sayur. Tapiiiii kalau serumah seleranya beda-beda ya harus pintar-pintar ngaturnya 😎 Contohnya saya suka banget makan sayur dari mulai sayur asem, sayur lodeh, soto Bandung, sampai lalap-lapan mentah. Orang Sunda gitu lho 😀 Nah suami saya kan orang Palembang, seleranya yang pedas-pedas, udah gitu kurang suka makan sayur. Paling banter makan sayur itu kalau bikin pecel atau beli gado-gado/ lotek. Suami paling suka makan ikan, kalau saya ikan-ikan tertentu aja. Suami suka lele, saya nggak suka. Suami makan daging kambing, saya nggak suka.


Jadi menyusun menu mingguan yes banget buat saya 🙂 Tapi ya itu tadi mempertimbangkan selera saya dan suami 😀 Win-win solution lah. Apalagi saya kerja, jadi untuk masak hari ini tuh harus sudah tau mau masak apa dan bahannya juga harus sudah ada juga 😀 Suami saya kan kerja dari rumah, jadi ya makan siang di rumah. Terus kan ada bibik dan Ziva juga. Biasanya sih sekalian lauk yang saya masak dibawa juga untuk bekal makan siang saya di pabrik. Kalau suami sedang tugas ke luar kota beberapa hari, saya nggak masak. Bibik saya kasih uang makan, sedangkan untuk Ziva bikin sayur sop/ soto porsi kecil. Kadang juga bikin dari bahan yang stand by di kulkas. Biasanya saya nyetok telur ayam kampung, ayam ungkep, dan udang. Pas siang Ziva mau makan tinggal goreng telur dadar, udang goreng tepung atau ayam goreng. Suka-suka bocahnya lah maunya apa. Kalau mentok ya goreng nugget 😛

Menu mingguan yang dibuat nggak saklek sih. Kadang rencananya mau masak apa jadi melenceng gara-gara misal saya bangun kesiangan 😀 Atau suami mendadak ke luar kota jadinya saya nggak masak. Sebenarnya sih suami nggak maksa saya untuk masak, secara tau lah istrinya amatiran untuk urusan masak. Tapi kalau beli terus boros juga dan kadang bosen. Kalau akhir pekan saya malah jarang masak. Pengennya leyeh-leyeh gitu. Jadi ya sukanya makan di luar atau beli lauk di warung terus makan di rumah. Di rumah cuma masak nasi aja.

> Kapan nyusunnya
Biasanya saya menyusun menu mingguan di hari Jumat atau Sabtu. Jadi Sabtu atau Minggu saya belanja bahan-bahan sesuai daftar menu yang akan dimasak selama lima hari ke depan. Kalau ada yang kurang-kurang tinggal ngacir subuh-subuh ke tukang sayur dekat masjid 😉

> Ide
Kalau saya ya berdasarkan makanan kesukaan suami, browsing-browsing di Cookpad atau di IG ibu-ibu yang hobi posting hasil masakannya. Di rumah saya juga punya buku kumpulan resep, lumayan buat cari ide menyusun menu mingguan. Kalau saya patokannya dalam 5 hari itu lauk utamanya harus beda-beda, biar nggak bosen. Misal hari Senin daging, Selasa ikan mujaer, Rabu ayam, Kamis telur, dan Jumat udang/ cumi. Terus tinggal ditambahin pendampingnya misal tempe/ tahu goreng, sambel, bakwan jagung, atau perkedel kentang.

> Budget
Nah ini. Urusannya dengan uang belanja 😀 Biasanya saya belanja sayuran, bumbu dapur, daging, ayam, dan ikan/ seafood di pasar. Kalau beli telur, gula, kecap, garam dan sejenisnya di warung sembako dekat rumah. Kalau beli minyak goreng nunggu promo akhir pekan JSM di mini market/ supermarket. Minyak 2 liter yang harga normal 28 ribu – 30 ribu kalau promo harganya bisa 20 ribu – 23 ribu. Lumayan kan *emak irit*. Untuk minyak goreng saya nggak pernah terpaku pada satu merk, asal harganya diskon saya beli deh. Sampai kata suami, merk minyak goreng kok ganti-ganti melulu 😀

Contoh promo akhir pekan JSM mini market/ supermarket.

Budget belanja untuk keperluan menu mingguan rata-rata 300 ribu-500 ribu termasuk untuk buah-buahan, sarapan yang kadang beli misal nasi kuning/ nasi uduk, lontong sayur, bubur ayam, gorengan, roti atau bikin sendiri misal bubur kacang hijau/ bubur kacang merah, mie instant, dan pempek/ tekwan serta jajan-jajan. Btw, kalau orang lain mungkin pempek hanya cemilan, kalau di rumah pempek/ tekwan bisa jadi menu sarapan buat saya dan suami. Lidah dan perut kami sudah terbiasa terpapar cuko di pagi hari 😀

Contoh hitungan untuk keperluan belanja mingguan
Daging 1/2 kg : 60 ribu
Tulang/ iga 1/2 kg: 30 ribu
Ikan mujaer 1 kg (isi 4-5 ekor) : 30 ribu

Telor 1/2 kg (isi 8 butir) : 10 ribu
Ayam boiler 1 ekor : 30 ribu
Ayam kampung 1 ekor : 50 ribu
Udang 1/2 kg: 50 ribu
Pepaya 1 buah : 5 ribu
Mangga 1 kg: 30 ribu
Tempe 1 papan: 4 ribu
Tahu (5 pcs): 3 ribu
Tauge: 2 ribu
Kangkung: 3 ribu
Daun bawang+seledri: 2 ribu
Bawang merah 1/4 kg: 5 ribu
Bawang putih 1/4 kg: 10 ribu
Cabe merah 1 ons: 3 ribu
Cabe rawit merah 1 ons: 5 ribu
Bumbu dapur: 5 ribu
Wortel: 2 ribu
Buncis: 2 ribu

Kalau kebutuhan beras, saya beli yang kemasan 5 kg x 60 ribu. Biasanya dalam satu bulan bisa beli dua kali. Kalau belanja groceries dulu tiap abis gajian langsung ke supermarket, sekali belanja bisa 600 ribu – 800 ribu sudah termasuk diapers bocah. Bahaya banget untuk kesehatan dompet kalau sering-sering ke supermarket 😀 Sekarang bocah sehari-hari sudah bebas diapers. Sekali-sekali aja pakai kalau mau pergi. Untuk kebutuhan groceries seperti sabun mandi, shampo, deterjen, softener, pasti gigi, sabun cuci piring belinya nunggu habis baru beli di minimarket lokal dekat rumah atau kalau mau nyetok nunggu promo akhir pekan JSM.

Nah ini dia masakan hasil belanja berdasarkan menu mingguan yang sudah disusun.

Dengan menyusun menu mingguan buat saya membantu banget supaya pas di pasar supaya nggak blank mau belanja apa atau malah jadi belanja macem-macem yang nggak jelas 😀

Ibu-ibu sudah masak apa hari ini?

Salam,

Menyusun Menu Mingguan, Yes or No?

Leave a Reply

Scroll to top
%d bloggers like this: